Thursday 17 September 2015

Kisah Tentara NAZI yang kecanduan Shabu-shabu

Pervitin. Sumber : en.wikipedia.org


Kisah ini diawali dari perang dunia ke II dimana Hitler terlibat di dalam nya, alkisah seorang ilmuwan jerman yang bernama Dr. Fritz Hauschild, berhasil menciptakan sebuah obat yang di sebut dengan pervitin. Adalah khasiat dari pervitin lah yang luar biasa, ketika uji coba penggunaan pervitin ini dilakukan pada tawanan perang, para tahanan perang itu mampu melakukan perjalanan sejauh 112 kilometer tanpa istirahat sama sekali. 

Pervitin dikenal juga dengan D-IX di kalangan para ilmuwan Jerman, dan para pemimpin NAZI menaruh harapan yang besar tentang penggunaanya sebagai obat ajaib, tujuannya adalah menciptakan tentara-tentara robot melalui serangkaian proses kimiawi.  Pada dasarnya pervitin atau DX-IX adalah sejenis shabu-shabu yang berbentuk kristal. Obat ini dapat merubah tentara jerman menjadi tentara yang tak kenal lelah dan tak kenal takut.
Selain digunakan untuk kepentingan tentara, pervitin ini bahkan di jual bebas sebagai obat penambah stamina yang dicampurkan pada kopi atau pun coklat, maka sudah dipastikan bahwa khasiat dari kopi itu akan “sangat luar biasa”.


Pengunaan pervitin yang merupakan amphetamine adalah hal yang biasa digunakan oleh para tentara jerman di awal perang, Pemimpin Nazi percaya bahwa penggunaan stimulan akan mengilhami pasukan mereka untuk perbuatan mulia dan heroik demi kemenangan. Sebuah pabrik perusahaan Berlin Temmel, yang diproduksi pervitine, disediakan Tentara Nazi dan Luftwaffe dengan 29 juta pil pervitine selama periode April-Desember 1939. Pasukan darat perintah tinggi diperintahkan untuk menjaga rahasia. Dokumen resmi disebutkan obat dengan nama kode OBM.

NAZI meremehkan efek samping dari pengunaan obat ini, dan mengakibatkan penggunaan dari pervitin yang tidak terkontrol, yang mengakibatkan periode “pulih” dari ketergantungan obat tersebut menjadi semakin panjang dan lama. Pada sebuat surat dari seorang tentara jerman yang ditempatkan di polandia yang tertanggal 9 November 1939,   ditujukan pada keluarga dan kerabatnya, tentara tersebut menulis (dalam terjemahan) kurang lebih artinya seperti ini :

“Untuk orang tua tercinta dan kerabat di rumah, di cologne, keadaan sangat sulit disini, dan saya harap kalian dapat mengeti bahwa jika saya hanya sempat menulis surat kepada kalian setiap dua atau empat hari sekali, hari ini saya menulis surat kepada kalian terutama untuk meminta dikirimkan beberapa pervitin, love Hein.

Pada akhirnya pervitin ini digunakan sebagai obat untuk segala macam penyakit, hingga tentara yang menderita sakit apa pun akan diberikan obat pervitin. 

Hitler. Sumber : en.wikipedia.org


Selama periode bulan April dan juli tahun 1940 diproduksi kurang lebih 35 juta butir pervitin dan Isophan (sedikit versi modifikasi yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Knoll), dikirim ke angkatan darat dan udara Jerman. Beberapa tablet, masing-masing berisi tiga miligram zat aktif, dikirim ke divisi medis Wehrmacht di bawah nama kode OBM, dan kemudian didistribusikan langsung ke pasukan. Perintah terburu-buru bahkan bisa ditempatkan melalui telepon jika kiriman itu sangat dibutuhkan. Paket diberi label "Stimulan," dan petunjuk yang direkomendasikan dosis 1-2 tablet "hanya jika diperlukan, untuk menjaga sulit tidur."

Berperang Sambil Teler
Ketika NAZI berhasil menguasai Prancis pada tahun 1940, sekitar 35 juta tentara Jerman telah ketagihan pervitin,  dan setelah pervitin di larang pun pada tahun 1941, peredaran pervitin di kalangan prajurit jerman masih tetap berlangsung.  Dan ketika NAZI menyerang UNi Soviet pada tahun 1941 ratusan ribu tentara Jerman berperang dalam keadaan “teler”. Pada perang melawan Soviet ini NAZi kehilangan lebih dari 200 ribu prajurit dan 25 % dari peralatan mereka, hingga pada akhirnya pasca perang ini, para Petinggi NAZI mulai mempertanyakan apakah pervitin merupakan obat ajaib yang bisa membantu mereka memenangkan peperangan atau kah sebaliknya.

Pervitin dianggap sebagai obat yang mujarab untuk digunakan ketika tentara mengalami “stress” yang ekstrim, dan efek yang bisa membuat seseorang bekerja melapaui “batas” kemampuannya, meskipun pervitin di ciptakan oleh Dr. Fritz Hauschild, penggunaan pervitin untuk kalangan militer jerman di pelopori oleh Otto Ranke, seorang doktor militer Nazi. "Ide awalnya adalah mengubah tentara biasa menjadi robot yang memiliki kekuatan super," . Bulan Januari 1942, sekitar 500 tentara Nazi terkepung oleh tentara Uni Soviet di sebuah kawasan bersuhu minus 30 derajat Celcius. Agar bisa selamat, 500 tentara itu diminumi Pervitin. Ketika para tentara berbaring di salju menunggu kematian nya mereka di berikan pervitin, yang mengakibatkan mereka merasa “lebih baik” dan mampu menembus blokade tentara Soviet.

D-IX ini terus mengalami serangkaian percobaan untuk “menyempurnakan” khasiat nya, eksperiman dilakukan dengan menguji obat baru, pad percobaan tersebut beberapa orang diharuskan berjalan mengikuti lingkaran (lapangan) selama 24 jam non stop dengan membawa ransel seberat 20 kg.  Percobaan ini dilakukan pada tahun 1944 dengan tujuan untuk menentukan batas stamina baru D-IX pada manusia.  Hasil nya catatan medis menuliskan bahwa “peserta” percobaan merasa baik-baik saja dengan hanya beristirahat singkat selama dua atau tiga kali saja dalam satu hari, mengurangi kebutuhan tidur dan juga mengurangi kemampun manusia dalam hal berkehendak.  Hasil semua tes yang terinspirasi penggagas mereka untuk memasok obat D-IX ke seluruh Nazi Tentara. Namun, mereka gagal untuk memulai produksi massal dari substansi. Kemenangan sekutu 'di kedua front di musim dingin dan musim semi tahun 1945 mengakibatkan runtuhnya rezim Nazi. Mimpi absurd obat ajaib pun pada akhirnya hancur.

No comments:

Post a Comment