Bandung adalah sebuah kota pegunungan,
setidak nya itu lah konsep yang dibawa oleh para penjajah kompeni
Belanda. Sudah barang tentu konsep ini di ajukan setalah melihat stuktur
dan kondisi lingkungan di kota Bandung, dan pada perkembangan
selanjutnya Bandung memang menjadi sebuah kota pegunungan, dengan banyak
taman di dalam kota, setidak nya seperti itu lah kota Bandung
berkembang saat itu sebagaimana di tulis Haryoto Kunto dalam buku nya
"Wajah Bandoeng Tempoe Doeloe".
Menyimak buku di atas, bisa di
bayangkan betapa nyaman nya kota Bandung tempo dulu, namun konsep ini
kemudian berubah dengan dratis mengikuti ramalan para karuhun yang
menyebutkan bahwa "Bandung bakal heurin ku tangtung .. wa ka ka ..
disinilah sebenarnya pertentangan teori pengambilan keputusan antara
negara eropa yang terbiasa dengan iklim ilmiah dengan konsep nya, dan
para negarawan kita yang terbiasa dengan "ramalan".
Karena terlalu percaya dengan ramalan
ini lah pada akhirnya pengambil kebijakan di negara ini , terutama di
kota Bandung, mengubah konsep kota Bandung dari kota pegunungan menjadi
kota industri. Berubahnya Bandung menjadi kota industri sudah barang
tentu berdampak juga pada lingkungan di sekitarnya. Awal tahun 80 -an
kota Bandung dan sekitarnya memiliki banyak sekali irigasi dan sawah,
yang dulu nya dibangun dengan dana pinjaman ketika jaman repelita,
akhirnya terjadi lah sebuah proses pembangunan yang tidak
berkesinambungan.
Kini rasanya akan sangat sulit
sekali mencari sungai di kota ini yang berair jernih, well setidaknya
itu lah kelebihan kota-kota besar di Indonesia dibandingkan dengan
negara lainnya, memiliki warna sungai yang bervariasi. Pembangunan
tidaklah dimaksudkan untuk merusak lingkungan, karena bukanlah
pembangunan namanya jika kualitas hidup kita semakin menurun, kondisi
lingkungan yang nyaman dan sehat akan memberikan kualitas hidup yang
lebih baik, dan kondisi ini baru bisa tercapai apabila negara ini
memiliki pemimpin yang lebih mempercayai konsep dari pada ramalan .. he
No comments:
Post a Comment