Teknologi
Informasi merambah hampir ke semua sektor kehidupan, teknologi ini mengubah
cara kita memperoleh sumber-sumber informasi
menjadi lebih cepat, akurat dan yang lebih penting lagi menyediakan
banyak sumber informasi yang bisa di akses secara real time, dimana informasi-informasi itu pada akhirnya berkontribusi
besar pada keefektifan proses belajar atau pun penambahan pengetahuan
Revolusi Teknologi Informasi di Perpustakaan
Teknologi
ini pada akhirnya diterapakan juga di perpustakaan-perpustakaan, aplikasi dari sumber informasi elektronik
telah merubah fungsi perpustakaan dari manual ke digital di seluruh belahan
dunia. Revolusi teknologi informasi di
perpustakaan tidak hanya merambah pada penyediaan kataog elektronik, tapi juga
pada berbagai macam variasi layanan berbasis elektonik lainnya, seperti indexes,
basis data, CD-ROM,
Internet,atau bebagai macam buku elektronik, jurnal, surat kabar bahkan
koleksi manuskrip dari perpustakaan yang lain.
Perpustakaan
Tradisional menggunakan media konvensional seperti kartu, microfilm atau pun kumpulan cuplikan artikel untuk menyimpan
material informasi, proses ini
membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama, dengan biaya uang tidak sedikit,
yang menjadi permasalahan kemudian, akses pada sumber-sumber informasi tersebut
sangatlah terbatas, jika anda memerlukannya maka harus mengunjungi gedung
perpustakaan yang bersangkutan. Teknologi informasi dan komputer membawa
terobosan baru dimana sumber-sumber informasi menjadi tidak terbatas, dan dapat di akses kapan saja, apa yang harus
di tempuh selanjutnya adalah sebuah proses yang menstandarisasi kegiatan
tersebut, dengan mengadopsi standar-standar yang telah ada sebelumnya.
Teknologi
Informasi adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu
manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau
menyebarkan informasi [1].
Teknologi Informasi menyatukan komputasi dan komunikasi berkecapatan tinggi
untuk data, suara, video atau pun gabungan antara ketiga nya secara bersamaan,
penggunaan teknologi informasi bukan hanya menggunakan media komputer saja,
tapui juga telepon, TV, telepon genggam, hingga peralatan rumah tangga lainnya.
Terdapat dua komponen utama teknologi
yang biasa digunakan untuk teknologi informasi, yaitu teknologi komputer dan
teknologi komunikasi.
·
Teknologi Komputer
Komputer (computer) diambil dari
bahasa latin yaitu to compute, yang
berarti menghitung, kata komputer awal nya digunakan untuk identitas pekerjaan
seseorang yang pekerjaan nya melakukan perhitungan matematika, baik itu dengan
menggunakan atau pun tanpa alat bantu, namun demikian pada akhirnya komputer (conputer) menjadi identik dengan mesin
yang biasa digunakan untuk menghitung
Komputer adalah mesin yang bisa
digunakan untuk membantu pekerjaan sehari-hari terutama yang berhubungan dengan
data, memiliki kemampuan untuk bisa di program dan menjalankan beberapa
perintah sekaligus secara bersamaan, dimana berbagai macam data itu pada
nantinya di olah dan dimanipulasi menjadi sebuah bentuk informasi yang dapat kita
manfaatkan.
·
Teknologi Komunikasi
Biasa juga disebut dengan teknologi
telekomunikasi, terdiri dari sistem pemancar, penerima, dan peralatan untuk
memodulasikan sinyal untuk dapat berkomunikasi pada jarak yang jauh. Contoh
yang sering kita lihat dan gunakan antara lain radio, telepon, dan televisi,
seiring dengan perkembangan jaman, pada akhirnya ditemukan teknologi komunikasi
yang bisa digunakan oleh komputer, biasa juga disebut dengan jaringan komputer.
Jaringan komputer sendiri merupakan sistem komunikasi yang dapat menghubungkan
dua komputer atau lebih, dalam skala yang lebih besar biasa juga disebut dengan
internet.
Teknologi
Informasi yang banyak digunakan biasa nya merupakan gabungan dari teknologi
komputer dan komunikasi, jaringan komputer merupakan salah satu bentuknya,
jaringan komputer memungkinkan kita untuk dapat saling menggunakan source (sumber) secara bersama-sama
dalam waktu yang sama pula, pada
dasarnya penggunaan jaringan komputer di tujukan untuk sebuah sistem client-server dimana dalam satu
jaringan setiap komputer yang terhubung memiliki peran masing-masing sesuai
dengan fungsi nya, oleh karena nya di perlukan pengaturan sistem yang
memungkinkan untuk dapat menjalankan program dalam sebuah server dan dapat pula dijalankan di masing-masing client dengan tidak melebihi
kewenanangan yang diberikan.
Sistem client-server memungkinkan penggunaan
sistem operasi yang berbeda pada tiap-tiap client,
atau pun antara client dan server , akan
tetapi harus ada serangkaian aturan yang memungkinkan server untuk dapat
menyediakan layanan yang dapat di akses oleh client, meskipun berbeda platform
sistem operasi, pada skala yang lebih besar fasilitas internet dapat digunakan
untuk bisa mengkomunikasi kan komputer server
dan client meskipun berada pada jarak
yang jauh, penggunaan program berbasis web menjadi salah satu solusi
permasalahan, mengenai bagaimana cara berkomunikasi antara client dan server dengan memanfaatkan penggunaan teknologi
internet.
Preservasi dari Informasi elektronik
Perpustakaan
bertanggung jawab untuk memelihara
informasi elektronik seperti hal nya
pada material cetak dan format lainnya,
prioritas harus diberikan pada produk lokal dan sumber yang unik, yang
sangat berharga, dan tidak mungkin digantikan melalu pengertian komersial
biasa. Perhatian khusus harus diberikan
pada informasi elektronik pada pengembangan perencanaan preservasi untuk perpustakaan. Sumber-sumber elektronik di definiskan
sebagai pekerjaan yang di kode ulang, dan menjadikannya tersedia untuk di akses
dengan mengggunakan perangkat komputer. Kedua nya termasuk data online dan data elektronik dalam bentuk
fisik, seperti CD-ROM.
Permintaan
pada sumber elektronik online atau
pun yang berbentuk fisik, akan disediakan oleh apa yang perpustakaan terima,
melalui berbagai macam proses akuisisi atau melalui kontrak resmi, lisensi dan
perjanjian lainnya dari penyediaan sumber-sumber elektronik.
Akses ke Sumber-sumber elektronik
Sumber-sumber
elektronik bisa di sediakan melalui berbagai macam mekanisme tergantung dari
bagaimana cara kerja dan perangkat apa yang disediakan, didasarkan pada
kebutuhan yang akan digunakan oleh perpustakaan, antara lain :
1. Single
Workstation
·
Penggunaan akan terbatas
pada komunitas pengguna yang sedikit/khusus
· Kemampuan
pencarian/pemulihan mungkin membutuhkan bantuan dari staf/pustakawan
·
Ruang hanya tersedia di
tempat-tempat tertentu
2. LAN Perpustakaan
·
Program/produk digunakan
oleh pengguna secara bersamaan
·
Lisensi memperbolehkan
akses secara remote dari komputer lain
·
Keamanan di perlukan
untuk pengaksesan dan tempat media penyimpanan program
3. Sistem remote atau pun gateway (didasarkan pada kontrak)
·
Akses terbatas pada gateway
(contoh nya : junal berbayar)
·
Gateway menyediakan akses
yang paling efisien untuk mengurangi komputer dan bantuan staf untuk dapat
mengakses dan mengolah sumber-sumber informasi, karena pemeliharan sistem tidak
dilakukan secara lokal (oleh penyedia layanan).
Koleksi Virtual di Perpustakaan Digital
Kegiatan
penyebaran informasi yang dilakukan oleh perpustakaan yang dilakukan secara
manual pada akhirnya dirasakan cukup menyita waktu dan tenaga, Salah satu
solusi untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan membangun sebuah
perpustakaan digital. Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki
berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek informasi
tesebut melalui perangkat digital. Layanan ini diharapkan dapat mempermudah
pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti dokumen, gambar
dan database dalam format digital
Tantangan baru teknologi
informasi khususnya untuk para penyedia informasi adalah bagaimana menyalurkan
informasi dengan cepat, tepat dan global. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia
informasi yang keberadaannya sangat penting di dunia informasi, mau tidak mau
harus memikirkan kembali bentuk yang tepat untuk menjawab tantangan ini
Beberapa pertimbangan dalam merencanakan
sebuah proses digitalisasi di perpustakaan :
a. Idealnya dibangun
sesuai dengan karakteristik perpustakaan yang bersangkutan, dan pengguna
sebagai subyek dari proses digitalisai.
b. Proses sistem,
yang dapat dengan mudah diadaptasikan kepada karyawan/staff perpustakaan.
c. Teknologi,
baik itu teknologi perangkat keras, mau pun teknologi pembangun perangkat lunak
yang digunakan nantinya.
d. Standarisai materi digitalisasi perpustakaan
e. Daya guna dan tepat guna
f. Ketersediaan dana
Manfaat
Implementasi Digital Library
Adapun tujuan utama implementasi perpustakaan digital
sebagai berikut :
a. Mempermudah
pengaturan dan penyimpanan dokumen/data Karya Ilmiah, skripsi , tesis ,
disertasi, e-book, hasil penelitian dan
lain sebagainya
b. Menyediakan
akses bebas dan terbatas atas sumber-sumber pengetahuan
c. Peningkatan
produktifitas, melalui Digitalisasi perpustakaan, waktu perjalanan pengguna
mencari full text koleksi dapat direduksi sehingga produktifitas
pengguna tidak akan hilang karena kegiatan perjalanan yang dilakukannya
d. Efisiensi,
proses pencarian koleksi dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat,
selain itu juga tidak memerlukan penggunaan ruangan yang luas
e. Bagi
pegawai/staf perpustakaan hal ini merupakan sebuah inovasi yang dapat
meningkatkan nilai tambah bagi perpustakaan, dan nilai kompetensi bagi karyawan
perpustakaan
Ketika
perpustakaan tradisional berevolusi untuk menyediakan layanan untuk membuat
konten nya dapat di akses lebih banyak untuk pengguna, perpustakaan digital
yang efektif mengembangkan berbagai macam layanan untuk membantu pengguna
menemukan, memahami, dah menggunakan berbagai macam konten yang tersedia. Dalam
bentuk nya yang digital, perpustakaan memiliki potensi untuk tidak hanya meniru
layanan yang disediakan oleh perpustakaan
tradisional, tapi juga memperbaiki, dan
memperluasnya dengan memanfaatkan berbagai macam perangkat.
Salah satu
area layanan yang dapat di perluas oleh perpustakaan digital adalah dengan cara
mengintegrasikan dan menyeleksi kontribusi pengguna. Perpustakaan digital memperbolehkan kontibusi
pengguna dalam hal pengiriman sumber-sumber koleksi elektronik yang membutuhkan
pemasukan data dan prosedur verifikasi seleksi kiriman dari pengguna.
Kontribusi ini dapat meningkatkan nilai dan jumlah dari koleksi perpustakaan
digital secara cepat.
Fasilitas browsing dan pencarian memungkinkan pengguna untuk menemukan sumber
informasi di dasarkan pada fitur seperti judul, penulis, subyek, atau pun kata
kunci, tapi seiring perkembangan perpustakaan digital, menemukan sumber infornmasi
secara spesifik di perpustakaan digital yang berkembang akan menjadi lebih
sulit, karena banyak nya subyek atau pun kata kunci yang saling bertautan.
Perpustakaan
yang memiliki koleksi virtual, dapat membatu pengguna nya dalam beberapa cara,
antara lain adalah dengan menyediakan fasilitas pencarian sederhana, bagi
pengguna yang memiliki kesulitan menggunakan fasilitas pencarian, dan fasilitas
pencarian kompleks, yang menggabungkan beberapa kata yang menjadi kunci
pencarian (misal: judul dan subyek).
Arsip Digital
Arsip
dibedakan dengan data perpustakaan dalam beberapa cara, secara tradisional
arsip didefinisikan sebagai :
·
Mengandung sumber utama
dari informasi (biasa nya surat dan kertas kerja yang dihasilkan oleh individu
atau organisasi), dibandingkan dengan sumber skunder yang ditemukan
diperpustakaan (buku, dsb).
·
Memiliki konten yang
terorganisir berdasarkan group di
banding dengan data individual. Dimana buku di perpustakaan di katalog kan
berdasarkan individu. Item di arsip akan di group kan berdasarkan group (individu atau organisasi yang
membuatnya)
·
Memiliki isi yang unik,
dimana buku yang sama bisa ditemukan diberbagai mcam perpustakaan, salinan pada
arsip biasa nya hanya satu-satunya dan tidak dapat ditemukan dilokasi lain
kecuali, tempat dimana arsip tersebut diletakan.
Teknologi
yang digunakan untuk membuat perpustakaan digital telah menjadi lebih
revolusioner setelah meruntuhkan definisi kedua dan ketiga dari aturan umum di
atas, penggunaan mesin pencari (search
engine) , pengenalan karakter optik, dan metadata memunginkan salinan
digital dari item individu (seperti surat) untuk bisa di katalog kan, dan
kemampuannya untuk mengkases secara remotesalinan digital, telah menghilangkan
keperluan dari kebutuhan fisik ke arsip tertentu, ke satu pencarian salinan
secara khusus.
Trend Layanan berbasis
Teknologi Informasi di Perpustakaan
Layanan
di perpustakaan ideal nya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat, dan akurat,
ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan
pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah,
dengan kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku pelayanan
diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih
manusiawi.
Layanan
diperpustakaan secara teknis terbagi kedalam 3 kategori
- Layanan Teknis, layanan ini biasanya berupa pengadaan dan pengolahan bahan pustaka, serta menginformasikan bahan pustaka yang telah diolah, serta ketersediaan berbagai fasilitas penunjang lainnya.
- Layanan Pemakai, biasanya layanan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan yaitu: Sirkulasi, Skirpsi, Referensi, Reserve, OPAC, Internet, Multi Media dan lain sebagainya
Layanan
Administrasi, layanan administrasi terdiri dari dua kategori, yaitu layanan
untuk administrasi perpustakaan/staf perpustakaan dan administrasi untuk
pengguna perpustakaan, jenis layanan biasa nya berupa surat menyurat dan
pengarsipan dokumen.
Beberapa
aplikasi mulai melengkapi jenis layanan dari perpustakaan, jenis dan layanan
yang berbasis teknologi informasi di perpustakaan biasanya didasarkan pada
model dan prosedur manual yang telah ada sebelumnya. Pengunaan teknologi
informasi di perpustakaan pada akhirnya sangat menunjang layanan perpustakaan
itu sendiri, antara lain mempercepat waktu untuk mendapatkan koleksi atau pun
layanan sirkulasi yang lebih cepat dan akurat. Beberapa titik layanan
perpustakaan yang mulai menggunakan perangkat TI antara lain :
- OPAC Merupakan singkatan dari Online Public Access Catalog, OPAC adalah katalog elektronik yang biasa digunakan oleh pengguna untuk mengetahui keberadaan suatu koleksi
- Sirkulasi, Biasanya berupa proses peminjaman, perpanjangan dan pengembalian koleksi perpustakaan serta pembayaran denda keterlambatan
- Pengadaan/Pengolahan bahan koleksi Proses in out dan edit data koleksi perpustakaan biasanya dilakukan di bagian pengadaan dan pengolahan, pada sebuah sistem informasi perpustakaan yang menggunakan perangkan personal computer biasanya proses ini dilakukan secara lektronik
- Digital Library, Digital Library atau perpustakaan digital adalah perpustakaan yang menyediakan layanan penelusuran data full text atau secara utuh akan tetapi dalam bentuk format elektonik.
- Administrasi, Pendaftaran dan surat bebas perpustakaan
- Internet, Layanan ini dibutuhkan oleh pengguna untuk mencari informasi mengenai berbagai subjek ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya
- Hot Spot, Hot Spot ini berarti menyediakan layanan internet bebas untuk suatu lingkungan yang terbatas, sebagai contoh di sekitar gedung perpustakaan. Dengan memiliki hot spot perpustakaan menyediakan jasa penelusuran internet yang dapat diakses oleh pengguna dari Laptop/Note Book yang biasa dibawa oleh pengguna, dengan sarat memiliki LAN Card Wireless.
Menyimak bahwa teknologi informasi mulai merambah perpustakaan,
perpustakaan juga harus senantiasa mampu mengantisipasi berbagai perkebangan
jaman, terutama penggunaan teknologi informasi, berbagai perangkat
penunjangnya, termasuk juga antisipasi akan penggunaan berbagai alat/mesin yang
mungkin digunakan oleh pengguna perpustakaan.
Oleh karena nya berbagai fasilitas untuk menunjang proses
akselerasi tansfer ilmu pengetahuan di perpustakaan harus disediakan dan dapat
dipergunakan oleh penggunaLayanan pendukung lainnya juga harus senantiasa
menjadi pertimbangan untuk mendudukan pengguna sebagai subjek dari layanan
perpustakaan, kebanyakan dari Pustakawan sebenarnya hanya berorientasi
melaksanakan pekerjaan saja ketika melayani pengguna sehingga tidak muncul inisiatif-inisiatif
untuk memperbaiki layanan di perpustakaan.
Ketakutan akan suatu proses atau hal yang baru seharusnya
menjadi pemicu pustakawan untuk dapat lebih mengoptimalkan pelayanan, bukan
takut akan perubahan itu sendiri. Inisiatif jelas dibutuhkan untuk memperbaiki
layanan, inisiatif itu sendiri sebenarnya bisa datang dari siapa saja,
tapi pada praktisnya banyak inisiatif yang tidak dapat dijalankan karena
pengaruh ego.
No comments:
Post a Comment